Mahasiswa Gelar Aksi  di DPRA, Menolak Penambahan Empat Batalyon di Aceh

BANDA ACEH I Pintssatu.Com I – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gabungan Rakyat Menggugat (GRAM) menggelar aksi unjuk  rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Rabu (7/5/2025) sore.

Ratusan mahasiswa GRAM Aksi di depan Gedung DPRA ( foto Albertus)

Aksi dimulai sekitar pukul 14.20 WIB dengan membawa sejumlah tuntutan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat Aceh.

Massa aksi membawa spanduk bertuliskan “DPRA Mengilang dari Line” serta menyampaikan orasi secara bergantian.

Dalam  aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan, antara lain : Menolak pengesahan Undang-Undang TNI, Menolak pasal-pasal bermasalah dalam Rancangan Undang- Undang POLRI, Mengawal pembahasan RUU KUHAP, Menolak rencana pendirian empat batalyon baru di Aceh.

Selain itu, mahasiswa juga  mendesak DPRA untuk mengevaluasi penggunaan Dana  Otonomi Khusus (Otsus) dan  Dana  Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS).

Mereka juga  menuntut pengawasan serius terhadap janji-janji Pemerintah Aceh, terutama terkait kerusakan lingkungan dan  jalan di kawasan Tangse akibat pembangunan proyek strategis nasional (PSN).

“ Kami datang ke sini bukan untuk bentrok dengan aparat, tapi ingin berdialog damai dengan wakil rakyat,” ujar salah seorang orator aksi.

Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Sekitar pukul 14.50 WIB, sempat terjadi insiden kecil antara mahasiswa dan  aparat keamanan saat sejumlah peserta aksi mencoba masuk ke dalam pekarangan Gedung DPRA. I PS.W. 005725