Dugaan Penyalahgunaan Dana Desa Bula Air, Mark-up Harga dan Proyek Fiktif 2022-2024 Jadi Sorotan

MALUKU I Pintassatu.com I — 19/05/2025, mendapatkan laporan dari  (RM), warga dan pemerhati kebijakan desa, terkait dugaan penyalahgunaan dana desa di Desa Bula Air yang berlangsung sejak tahun 2022 hingga 2024.

Menurut RM, pengelolaan dana desa selama tiga tahun terakhir didominasi oleh pejabat desa dan bendahara, tanpa melibatkan kepala urusan (kaur) yang sebenarnya bertanggung jawab di bidangnya.

Bahkan, beberapa kaur  yang mencoba mempertanyakan jalannya pengelolaan dana justru diberhentikan secara sepihak.

RM menyebutkan adanya praktik mark-up harga dalam pengadaan barang dan  jasa, seperti pembelian dua  unit cultivator senilai Rp50 juta, padahal harga pasar hanya Rp13 juta per unit.

Selain itu, pengadaan mesin chainsaw dihargai Rp17 juta,  jauh  lebih  tinggi dari  harga pasaran sekitar Rp6,5 juta.

Alat-alat untuk penanganan COVID-19 yang seharusnya dibeli baru ternyata menggunakan sisa barang dari  tahun 2021.

Lebih lanjut, RM mengungkapkan sejumlah proyek di tahun 2023 yang belum selesai meski dana telah cair sejak akhir  tahun lalu.

Parahnya, pekerjaan baru rampung setelah dana tahun 2024 turun, dengan indikasi adanya kegiatan fiktif seperti penyertaan modal BUMDes sebesar Rp55 juta dan  biaya perjalanan dinas Rp29 juta.

Sementara itu, pada 2024, beberapa proyek besar seperti pembangunan drainase, gedung TK PAUD, hingga pengadaan laptop dan  lampu jalan  juga  masih belum rampung, meski anggaran sudah cair sejak Desember 2023. Bantuan untuk kelompok tani dan  nelayan juga  tidak sesuai dengan realisasi di lapangan.

Kejanggalan ini menimbulkan keresahan di masyarakat. RM mendesak agar aparat penegak hukum dan  Inspektorat segera turun tangan melakukan audit menyeluruh untuk memastikan dana desa benar-benar digunakan sesuai peruntukannya. I PS.W.002925