LHOKSUKON I Pintassatu.Com I — Sudah empat tahun lamanya ribuan hektare sawah di Aceh Utara dan sebagian wilayah Lhokseumawe tidak dapat digarap secara optimal akibat jebolnya Bendung Irigasi Krueng Pase pada akhir 2020 lalu.
Dampaknya, sekitar 8.900 hektare sawah mengalami kekeringan.
Upaya rehabilitasi bendung itu telah dimulai sejak 2021 oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I. Namun, hingga pertengahan 2025, proyek tersebut belum juga tuntas. Para petani pun kembali menyuarakan keluhan mereka.
Advokat dan mediator dari PNM, Bukhari, menyampaikan bahwa BWS Sumatera I sebelumnya telah menjanjikan rehabilitasi selesai tepat waktu agar petani dapat memanfaatkan irigasi Krueng Pase pada musim tanam pertama tahun ini.
“ Namun sampai hari ini, air belum juga mengalir ke jaringan irigasi,” ujar Bukhari.
Secara fisik, bendung irigasi Krueng Pase sebenarnya telah rampung untuk mengairi sisi kanan yang mencakup empat kecamatan, yakni Matang Kuli, Tanah Luas, Syamtalira Aron, dan Nibong. Namun, distribusi air ke saluran irigasi belum terlaksana.
Menanggapi kondisi tersebut, Komisi II DPRK Aceh Utara melakukan peninjauan lapangan dan menggelar audiensi langsung di lokasi proyek pada Kamis (22/5/2025).
Ketua Komisi II DPRK, M Romi, didampingi Wakil Ketua Ruslan dan Sekretaris Zulfadi Toke Adek, bersama anggota lainnya, turut menghadirkan Kepala Dinas PUPR Aceh Utara, Ir. Jaffar, ST.
Dalam pertemuan itu, Jaffar menjelaskan bahwa meski pintu air sudah siap secara teknis, masih ada beberapa titik saluran yang harus direnovasi ulang karena pendangkalan, terutama di kawasan Tanjong Putoh.
“ Jika pintu air dibuka sekarang, dikhawatirkan mengganggu proses renovasi dan mengurangi debit air ke titik ujung,” ungkap Jaffar.
Namun, Ketua Komisi II DPRK, M Romi-yang akrab disapa Geuchik Romi-mendorong agar diterapkan sistem buka-tutup pada pintu air sebagai solusi sementara.
“ Pengerjaan saluran baru diperkirakan baru bisa dimulai minimal sebulan lagi. Maka masyarakat berharap agar pintu irigasi bisa dibuka sementara agar sawah yang telah empat tahun terbengkalai bisa mulai dibajak,” ujarnya.
Sayangnya, audiensi tidak menghasilkan kesepakatan, karena keputusan membuka pintu irigasi tidak sepenuhnya berada di tangan Dinas PUPR. Meski demikian, Jaffar menyebutkan bahwa Bupati Aceh Utara, H Ismail A Jalil, juga menginginkan agar irigasi dapat segera difungsikan.
“ Selepas kunjungan ini, kami akan segera melaporkan ke Bapak Bupati untuk membahas solusi bersama pihak BWS Sumatera,” katanya.
Lebih lanjut, Jaffar membawa kabar baik untuk para petani. Untuk menambah debit air saat musim kemarau, pemerintah telah menyelesaikan pembebasan lahan yang akan menghubungkan Bendungan Krueng Pase ke Waduk Krueng Kerto melalui saluran Alue Uba.
Menutup audiensi, Ketua Komisi II DPRK Aceh Utara, Muhammad Romi, mengajak masyarakat petani agar tetap bersabar. “Sedikit lagi bersabar demi kemakmuran jangka panjang,” ujarnya. I PS.W. 005725
Posted in Daerah, Indeks Berita
LANGSA I Pintassatu.Com I – Aksi mengejutkan…
MANDALIKA I Pintassatu.Com I – Pertamina Mandalika…
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Kejaksaan Agung…
DEPOK, PINTASSATU.com – Tindak pidana perdagangan orang…
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Sebanyak tujuh…
BOGOR KOTA I Pintassatu com l –…
JAKARTA I Pintassatu.Com I — Senin 26…
JAKARTA I Pintassatu.com I – 10 Juni…