Atlet Andalan Banyak Hangkang Jamparing Institute mendesak Bupati dan DPRD segera memanggil KONI Kabupaten Bandung

BANDUNG I Pintassatu.Com I Pelaksanaan Babak Kualifikasi (BK) porprov Jabar 2026, untuk beberapa cabor sudah dimulai dari bulan mei 2025.

Babak kualifikasi sendiri waktunya berbeda untuk masing-masing cabor dan akan berlangsung hingga akhir tahun 2025.

Sementara pelaksanaan Porprov sendiri akan dilaksanakan pada bulan November 2026 di Bekasi. KONI Kabupaten Bandung sendiri sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti helatan kegiatan BK tersebut.

Apalagi Bupati Bandung sudah mencanangkan target 100 medali emas dan masuk 3 besar pada kegiatan Porprov 2026 nanti.

Direktur eksekutif Jamparing Institute, Dadang Risdal Aziz atau yang akarab disapa Kang Risdal justru mendapatkan informasi yang kuang baik, yakni  adanya kabar dan rumor yang tidak mengenakan terjadi di kalangan cabor di Kabupaten Bandung, yakni adanya perpindahan atlet dari Kabupaten Bandung ke kota lain.

Padahal atlet dan cabor tersebut adalah cabor yang potensi meraih medali emas, mengingat pada perhelatan Porprov Jabar 2022, tim cabor tersebut meraih medali perak.

” Ya, ada kabar ada atlet cabor Polo  air pindah ke kota lain dan  ini sangat disayangkan kalau kabar rumor perpindahan atlet itu benar- benar terjadi tanpa bisa diatasi dan  dicegah oleh pengurus KONI Kabupaten Bandung.” Kata kang Risdal, Soreang (27/5/2025)

Meskipun perpindahan atlet itu memang kadang terjadi jelang pelaksanaan suatu kejuaraan, tetapi sebenarnya hal ini bisa dicegah baik  oleh pengurus Koni maupun pengurus Cabor sendiri.

Ketika tetap terjadi ini mengiindikasikan lemahnya kordinasi dan komunikasi diantara pengurus KONI, pengurus Cabor dan atlet.

” Saya kira ini ada miss link yang terjadi, harusnya pengurus selain membina dan melatih atlet, juga  harus bisa merawat dengan baik, apalagi atlet potensi medali, ini kan aset daerah”. Ujar kang Risdal.

Perpindahan atlet ini kalau tidak segera dimitigasi dan  diatasi, menurut Risdal hal itu bisa berdampak tidak baik terhadap pembinaan dan pengembangan atlet dan perkembangan olah raga di Kabupaten Bandung.

“ Jelas ini harus ada yang bertanggung jawab dan harus dijadikan pelajaran dan  pengalaman, apalagi Bupati Bandung sudah menargetkan raihan 100 medali emas dan  masuk 3 besar Porprov Jabar, jika atletnya pada pindah, apakah target ini akan terealisi atau justru hanya imajinasi saja,” Terang Kang Risdal.

Secara mental terhadap cabor lain juga  mungkin akan berpengaruh, apalagi kalau motif kepindahan tersebut adalah motif materi atau kenyamanan serta kepastian jaminan hidup bagi atlet.

Bukan tidak mungkin akan ada atlet-atlet Kabupaten Bandung lainya  yang mengikuti pindah ke daerah lain atas dasar hal tersebut.

” Seharusnya kalau dari sisi materi, Bupati sudah memberikan apresiasi yang tinggi, terbukti dengan memberikan gelontoran dana milyaran untuk pembinaan atlet, juga bonus yang besar bagi  atlet-atlet berprestasi. “ tambahnya.

Ketika ada atlet yang tetap pindah berarti ada masalah lain yang tidak tertuntaskan oleh pengurus KONI Kabupaten Bandung.

Sementara, Jamparing Institute mendesak agar Bupati Bandung Dadang Supriatna dan DPRD Kabupaten Bandung segera memanggil pengurus KONI agar bisa monitoring dan mengevaluasi, sehingga kasus kepindahan atlet ini tidak terjadi di kemudian hari.

Atau bila perlu Bupati memerintahkan KONI bertindak tegas dengan membawa persoalan ini ke ranah hukum, dibawa ke pengadilan baik  pengadilan Tata usaha maupun arbitrase seperti pernah dilakukan oleh KONI Kabupaten Bandung sebelumnya.

” Harus itu, Bupati Bandung perintahkan KONI Kabupaten Bandung supaya membawa persoalan perpindahan atlet ini ke ranah hukum, supaya tidak terjadi kasus serupa di kemudian hari”. Pungkas Risdal. II PS. W. 002525