Terkait Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Sejumlah Dokumen Disita, Kapolri Ungkap Rencana Uji Forensik
Headline News
JAWA TIMUR, PINTASSATU.com – Terkait Kasus dugaan…
KENDARI I Pintassatu.Com I — Keprihatinan mendalam datang dari kalangan mahasiswa terhadap maraknya aksi bunuh diri yang terjadi di Jembatan Teluk Kendari.
Dalam beberapa tahun terakhir, jembatan ikonik yang menghubungkan dua sisi Kota Kendari itu tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur, tetapi juga kerap menjadi lokasi pilihan bagi warga yang hendak mengakhiri hidupnya.
Menanggapi situasi ini, Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Halu Oleo (MPM UHO) Melalui Anggota Komisi Arsat (Komisi Keorganisasian) mengeluarkan pernyataan resmi yang mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah nyata dalam meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan di area Jembatan Teluk Kendari.
Mereka menilai bahwa upaya preventif sangat minim, sehingga tragedi demi tragedi terus berulang tanpa penanganan yang signifikan.
Arsat, menyampaikan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan seringnya kejadian bunuh diri yang terjadi di jembatan tersebut.
Menurutnya, pemerintah seharusnya lebih tanggap dan responsif terhadap situasi ini dengan menghadirkan fasilitas keamanan seperti kamera pengawas (CCTV), penerangan yang cukup, serta penempatan petugas jaga yang siaga setiap saat.
“Jembatan Teluk Kendari bukan hanya tempat lalu lintas kendaraan dan orang, tetapi juga ruang publik yang harus dijaga keamanannya. Jika tempat ini terus dibiarkan tanpa pengawasan, maka potensi tindakan bunuh diri akan tetap ada,” ungkapnya dalam konferensi pers di kampus UHO, Senin (27/5).
MPM UHO juga menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap isu kesehatan mental di masyarakat.
Menurut mereka, kasus bunuh diri bukan hanya soal lokasi, tapi juga tentang lemahnya sistem dukungan psikososial di lingkungan masyarakat.
Mereka mendesak agar pemerintah menyediakan layanan konseling dan otline darurat bagi warga yang membutuhkan bantuan psikologis, serta menggalakkan kampanye kesadaran kesehatan mental secara masif di sekolah, kampus, dan komunitas lokal.
Selain itu, mahasiswa juga meminta adanya keterlibatan lintas sektor, mulai dari pemerintah kota, kepolisian, dinas kesehatan, hingga tokoh masyarakat untuk berkolaborasi menciptakan solusi bersama.
MPM UHO siap menjadi mitra kritis dalam mendorong berbagai inisiatif pencegahan, termasuk edukasi dan pendampingan psikologis bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Jembatan Teluk Kendari yang diresmikan pada tahun 2020 lalu dengan panjang mencapai 1,34 kilometer telah menjadi kebanggaan warga Sulawesi Tenggara.
Namun, dalam catatan beberapa tahun terakhir, sejumlah insiden bunuh diri tercatat terjadi di lokasi ini. Hal ini memunculkan kekhawatiran yang meluas di tengah masyarakat akan kurangnya sistem deteksi dini serta respons cepat terhadap situasi krisis.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemerintah Kota Kendari belum memberikan tanggapan resmi terhadap desakan dari MPM UHO.
Namun, masyarakat berharap agar suara mahasiswa ini dapat menjadi pemicu bagi pemerintah untuk segera bertindak, bukan hanya demi menjaga citra jembatan sebagai ikon kota, tetapi lebih penting lagi, untuk menyelamatkan nyawa manusia. II PS.W.003215
Posted in Daerah, Indeks Berita
JAWA TIMUR, PINTASSATU.com – Terkait Kasus dugaan…
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Kejaksaan Agung…
PANGKAL PINANG I Pintassatu.com | – Gubernur…
JAKARTA I Pintassatu.com I – Kemacetan parah…
BOGOR, PINTASSATU.com – Seorang pria bernama Ayon (60)…
JAKARTA I Pintassatu.Com I — Senin 26…
JAKARTA I Pintassatu.com I – Pihak Direktiorat…