Bank DKI dan BJB Beri Kredit untuk Sritex meski Tak Penuhi Syarat
Crime News
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Kejaksaan Agung…
MANDAILING NATAL I PINTASSATU.com – Program 100 hari kerja Bupati Mandailing Natal (Madina) Saipullah dengan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi menjadi sorotan tajam dari Aliansi Mahasiswa Pemantau Kebijakan Pemerintah.
Delapan program yang diklaim sebagai capaian awal dianggap belum menunjukkan hasil konkret dan lebih terkesan sebagai kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya.
Delapan poin yang diumumkan oleh Bupati antara lain: pemindahan Pasar Pagi ke eks Bioskop Tapanuli, pemindahan RSUD Panyabungan ke Panatapan, pembentukan Koperasi Merah Putih (KMP), pembentukan BUMD, perbaikan infrastruktur jalan, penanganan kawasan kumuh, pemfungsian kembali Taman Raja Batu, serta kerja sama pemerintah dengan badan usaha.
Namun, menurut Aliansi Mahasiswa, sebagian besar program tersebut belum terealisasi secara nyata.
“Pemindahan Pasar Pagi seharusnya tidak diklaim sebagai capaian, sebab itu lanjutan dari program lama. Bahkan lebih tepat dibedakan menjadi dua bagian,” ujar Pajar Nasution, aktivis PMII.
Hal serupa disampaikan terkait wacana pemindahan RSUD ke Panatapan.
Mahasiswa menyebut belum ada progres fisik atau administratif yang jelas. “Ini hanya melanjutkan rencana lama, belum layak masuk program 100 hari,” tambahnya.
Pembentukan BUMD juga dinilai masih jauh dari realisasi. Saat ini, program tersebut masih dalam tahap kajian awal, belum menyentuh tahap pendirian.
“Jika mau dimasukkan, seharusnya disebut pencanangan, bukan capaian,” kritik mereka. Perbaikan infrastruktur jalan pun disebut sebagai agenda tahunan rutin, bukan langkah strategis baru.
Mahasiswa menekankan pentingnya penjabaran lebih detail, seperti jalan strategis yang langsung menunjang ekonomi rakyat.
Koperasi Merah Putih juga menuai catatan. Mahasiswa menyebut program ini bersifat nasional dan hanya difasilitasi pemerintah daerah.
“Bukan inisiatif Pemda, jadi tidak tepat jika diklaim sebagai capaian lokal,” sebut aliansi. Sedangkan penanganan kawasan kumuh dinilai terlalu umum tanpa lokasi spesifik. Bila menyasar kawasan pasar lama, seharusnya dijelaskan secara gamblang agar publik memahami nilai manfaatnya.
Terkait Taman Raja Batu, mahasiswa mengapresiasi potensi ekonominya. Namun hingga saat ini belum ada revitalisasi yang terlihat.
“Belum ada realisasi konkret, baru sebatas rencana,” ujar mahasiswa lainnya.
Kerja sama dengan badan usaha juga masih tahap wacana. Belum ada MoU atau perjanjian kerja sama yang dipublikasikan ke publik.
Aliansi Mahasiswa menilai bahwa seluruh poin belum mencerminkan prinsip program 100 hari yang semestinya.
“Seharusnya program difokuskan pada aksi cepat, nyata, dan berdampak langsung. Bukan sekadar pelabelan pencapaian terhadap hal-hal yang belum selesai,” tegas mereka.
Ke depan, mahasiswa berharap Pemerintah Kabupaten Madina menyusun program kerja dengan indikator yang jelas dan realistis. “Jangan terjebak pada pencitraan.
Fokus pada pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, dan kebutuhan masyarakat akar rumput,” pungkas mereka. I PS.W.0051025
Posted in Daerah, Indeks Berita
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Kejaksaan Agung…
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Rabu 7 Mei…
PRAYA I Pintassatu.Com I – GT World…
NTB I Pintassatu.Com I DOMPU – koalisi mahasiswa…
MALUKU, PINTASSATU.com – Dua mahasiswa Universitas Gadjah…
JAKARTA, PINTASSATU.com – Pengadilan Tipikor pada Pengadilan…
JAKARTA PUSAT I Pintassatu.Com I — Minggu…
DEPOK, PINTASSATU.com – Sok pamer softgun seorang…
JAKARTA I PINTASSATU.com – Tim kuasa hukum…