KENDARI | PINTASSATU.com – Memasuki 100 hari masa kerja pemerintahan baru Provinsi Sulawesi Tenggara, sorotan tajam datang dari Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sulawesi Tenggara,
Nakman. Ia mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam membenahi sektor perikanan dan kelautan, yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi pesisir di Bumi Anoa.
“Seratus hari sudah berjalan, tapi kita belum melihat arah yang jelas. Di mana posisi nelayan dan laut kita dalam skala prioritas pemerintahan saat ini?” tegas Nakman dalam pernyataannya kepada awak media, Sabtu (12/7/2025).
Menurutnya, sektor kelautan dan perikanan masih menjadi anak tiri pembangunan daerah. Padahal, Sultra memiliki potensi bahari luar biasa—dari laut dalam kaya ikan, hingga pulau-pulau kecil yang menopang ribuan kehidupan masyarakat pesisir.
Nelayan Terlilit Masalah, Pemerintah Harus Turun Tangan
Nakman menyebut berbagai persoalan mendesak yang hingga kini belum tersentuh program kerja pemerintah, mulai dari kelangkaan BBM bersubsidi bagi nelayan kecil, minimnya fasilitas pelabuhan perikanan, hingga lemahnya pengawasan terhadap praktik illegal fishing oleh kapal- kapal besar dari luar daerah.
“Bagaimana nelayan kita bisa sejahtera kalau untuk beli solar saja harus antre berjam-jam, sementara hasil tangkapannya jatuh di tangan tengkulak? Ini masalah klasik yang butuh solusi strategis, bukan hanya janji-janji politik,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tidak adanya roadmap modernisasi alat tangkap dan minimnya sentuhan hilirisasi industri perikanan di daerah. Padahal, kata dia, potensi ekspor hasil laut Sultra bisa jauh melampaui yang ada saat ini jika dikelola serius.
HNSI Sultra Siap Kawal dan Kritis
Dalam pernyataannya, Nakman menegaskan bahwa HNSI Sultra siap menjadi mitra kritis sekaligus kolaboratif bagi pemerintah provinsi.
Namun, ia juga mengingatkan, jika dalam waktu dekat tidak ada langkah konkret, HNSI akan turun ke lapangan menyuarakan aspirasi para nelayan secara langsung.
“Kami bukan oposisi, tapi kami penjaga amanat para nelayan. Jangan sampai laut kita dikuasai investor, sementara nelayan asli justru ditinggalkan,” tegas Nakman.
Harapan untuk Pemerintahan Baru
Menutup pernyataannya, Nakman mengajak semua pihak, terutama Pemprov Sultra dan Dinas Kelautan dan Perikanan, untuk membuka ruang dialog dengan komunitas nelayan dan pelaku usaha perikanan. Ia berharap, momentum 100 hari ini menjadi titik evaluasi untuk mengubah paradigma pembangunan kelautan—dari seremonial ke implementasi nyata.
I PS.W.003125
Posted in Daerah, Indeks Berita
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Kejaksaan Agung…
JAKARTA, PINTASSATU.com – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof….
BANDA ACEH I Pintssatu.Com I – Ratusan…
“Alat Tersebut Tak Bisa Diperbaiki Lantaran Keterbatasan…
BEKASI I Pintassatu.com I – Aparat Polsek…
JAKARTA, PINTASSATU.com – Guna memperlancar langkah penyelidikan…
KOTA BOGOR I Pintassatu.com I Pemerintah berencana…
KOTA BOGOR, PINTASSATU.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen)…