Aksi Tolak BTP Berubah Jadi Sosialisasi, Pemuda Pertanyakan Konsistensi Gerakan

LHOKSEUMAWE, PINTASSATU.com– Suasana demonstrasi penolakan rencana pembangunan Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP) di Aceh berubah drastis.

Setelah sebelumnya berlangsung dengan orasi lantang dan  semangat muda, kini berakhir dengan pertemuan santai dan makan bersama dengan pihak Kodam Iskandar Muda, Selasa-Rabu (2-3/7/2025).

Aksi yang awalnya digerakkan oleh sekelompok pemuda usia 18–23 tahun itu menyoroti rencana pembangunan empat BTP di Aceh, masing-masing di Kabupaten Pidie, Nagan Raya,  Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

Mereka mempertanyakan urgensi dari penambahan batalyon, mengingat saat ini Aceh sudah memiliki enam batalyon aktif di bawah komando Kodam Iskandar Muda.

“Pertanyaannya, apakah ini benar-benar demi pertahanan atau justru bentuk baru pendekatan keamanan terhadap Aceh, yang merupakan wilayah bekas konflik?” demikian pernyataan tertulis dari salah satu perwakilan massa aksi.

Namun, situasi berubah saat para perwakilan pemuda tersebut menghadiri pertemuan yang disebut sebagai “sosialisasi” dengan jajaran Kodam.

Pertemuan berlangsung dalam suasana akrab, disertai jamuan makan bersama. Hal ini memunculkan pertanyaan dari  sejumlah kalangan, termasuk di media sosial, tentang konsistensi gerakan yang sebelumnya tegas menolak.

“Bagi kami, ini bukan sekadar sosialisasi. Ini seperti kompromi dini yang menukar idealisme dengan keramahan instan,” ujar salah satu aktivis yang memilih tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

Pihak panitia pertemuan menyebut bahwa kegiatan tersebut bertujuan membangun dialog terbuka antara pemuda dan institusi pertahanan, guna menjelaskan tujuan dan manfaat dari keberadaan BTP di Aceh.

Muslim, salah satu peserta pertemuan, menyebutkan bahwa anak muda perlu membuka ruang komunikasi agar tidak terjebak dalam prasangka.

“Kami hanya ingin mendengar langsung dan memastikan bahwa pembangunan ini tidak mengulang luka lama,” ucapnya.

I PS.W. 0057