Pimpinan Redaksi Media Online Pintassatu.Com Hadiri Acara Silaturrahmi Para Tokoh Jurnalis
Headline News
JAKARTA I Pintassatu.Com I — Pada acara…
ACEH BESAR I Pintassatu.com I – Di tengah suasana khidmat aula utama Dayah Ruhul Falah Samahani, ratusan pasang mata tertuju pada sosok bersorban yang berdiri di podium.
Dengan suara tenang dan sarat makna, Dr. Tgk. Muslem Hamdani, MA — Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Al-Aziziyah Sabang — menyampaikan orasi ilmiah bertema “Anak sebagai Penolong Orang Tua”, sebagai puncak dari acara tasyakur kelulusan santri tahun ini.
Tak sekadar pidato, apa yang disampaikan Dr. Muslem menjadi sebuah wejangan ruhani yang menggugah hati. Di hadapan para santri, wali santri, dan tokoh masyarakat, ia mengajak semua yang hadir untuk merenungi kembali makna kehadiran seorang anak dalam pandangan Islam.
“Anak bukan sekadar amanah. Ia adalah investasi akhirat bagi orang tuanya,” ujarnya membuka orasi, seraya mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, Jum’at, (31/5/2025) kemarin.
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya” (HR. Muslim).
Menurut Dr. Muslem, menjadi anak yang berguna bukan hanya soal sukses dalam pekerjaan atau gelar akademik. Lebih dari itu, menjadi penolong orang tua berarti menjelma sebagai pribadi yang shalih — yang doanya mengalir tanpa henti, yang akhlaknya menjaga kehormatan keluarga, dan yang ilmunya menjadi jariyah abadi bagi kedua orang tua.
“Kita bisa membalas jasa orang tua dengan uang, tapi itu belum seberapa. Yang lebih tinggi nilainya adalah menjadi anak yang saleh, yang menjadi cahaya bagi orang tua di dunia maupun di alam kubur,” tuturnya dengan suara bergetar, memantik haru di antara hadirin.
Ia juga menekankan bahwa pendidikan dayah bukan hanya tentang menambah hafalan atau memahami kitab, tetapi juga tentang melatih jiwa untuk berbakti. Di zaman modern ini, katanya, banyak anak sukses secara lahiriah, namun lupa menjaga hati dan ridha orang tua.
“Jangan hanya pandai membaca kitab, tapi juga harus tahu diri dan tahu balas budi. Kalau belum mampu membahagiakan orang tua dengan harta, maka bahagiakan mereka dengan akhlak.” Orasi itu seolah menjadi cermin bagi para santri yang sebentar lagi akan kembali ke tengah masyarakat.
Di bagian akhir, Dr. Muslem mengingatkan bahwa lulus dari dayah bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang sesungguhnya: mengamalkan ilmu, menjaga nama baik almamater, dan membahagiakan orang tua.
“Saat kalian pulang, bawa nama baik dayah. Jangan kecewakan harapan orang tua. Jadilah penyejuk mata mereka, dan kelak, penerang di liang kuburnya.”
Sebelum menutup orasi, Dr. Muslem memimpin doa khusyuk untuk para orang tua — yang masih hidup maupun yang telah wafat — agar senantiasa diberi keberkahan dan balasan terbaik dari Allah SWT.
Pimpinan Dayah Ruhul Falah, Tgk. Muhammad Hafiz, SE, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan pesan menyentuh yang disampaikan Dr. Muslem. Ia menilai orasi tersebut bukan hanya menyentuh akal, tetapi juga menyapa kalbu.
“Ini bukan sekadar orasi ilmiah. Ini adalah bekal hidup bagi para santri. Kami berharap kerja sama antara Dayah Ruhul Falah dan STIS Al-Aziziyah Sabang terus berlanjut ke depannya,” ujar Tgk Hafiz.
Acara ditutup dengan penyerahan ijazah dan penghargaan kepada santri berprestasi, serta pemberian cenderamata kepada narasumber. Di antara suasana haru dan bangga, para santri pulang membawa lebih dari sekadar ilmu — mereka membawa pesan kehidupan. II PS. W. 005725
Posted in Daerah, Indeks Berita
JAKARTA I Pintassatu.Com I — Pada acara…
BANDA ACEH – Minyak nilam asal Aceh…
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Rabu 7 Mei…
JAKARTA, PINTASSATU.com – Pusat Vulkanlogi dan Mitigasi…
JAKARTA, PINTASSATU.com – Mabes Polri menggelar Sports…
KABUPATEN BOGOR I Pintassatu.Com I – Kabar…
DEPOK, PINTASSATU.com – Mungkin karena cita-citanya masuk…
BOGOR KOTA, PINTASATU.com – HUT Polri tidak hanya…