WhatsApp Image 2025-05-03 at 14.42.22_13911e40

Alat Deteksi Dini Milik Basarnas Rusak dan Tak Bisa Diperbaiki

Admin | Jul 8, 2025

Untitled-3463674574364

“Alat Tersebut Tak Bisa Diperbaiki Lantaran Keterbatasan Anggaran Dimiliki Basarnas”

SENAYAN, PINTASSATU.com – Basarnas Ngadu ke DPR: Pelaksanaan Operasi SAR Dianggap Tidak Cepat. Kepala Badan Search and  Rescue Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI M Syafi’i mengadu ke DPR bahwa operasi SAR mereka sering dianggap lambat dan  tidak tepat.

Terlebih, sistem deteksi dini yang dimiliki Basarnas saat ini juga  sudah rusak.

“Saat ini pelaksanaan operasi SAR sering dianggap tidak cepat, tepat, dan  tidak terkoordinasi,” ujar Syafi’i sampaikan dalam rapat Komisi V DPR dengan Basarnas dan  BMKG di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).

Syafi’i menekankan, Basarnas bukan sekadar lembaga administrasi, namun lebih  mengarah kepada lembaga operasional.

Maka dari itu, jika ada keterlambatan atau ketidaksiapan dari  Basarnas, maka nyawa masyarakat yang semestinya diselamatkan, justru terancam.

Lebih lanjut Mohammad Syafii,  mengungkapkan bahwa sistem deteksi dini milik Basarnas, yakni MEOLUT-IDMCC dalam keadaan rusak.

Saat ini pihaknya tidak bisa melakukan perbaikan lantaran adanya keterbatasan anggaran yang dimiliki Basarnas.

“Secara khusus, kami sampaikan bahwa Basarnas memiliki MEOLUT, dan  kondisi saat ini kami laporkan dalam kondisi unserviceable. Anggaran pemeliharaan yang dialokasikan hanya mampu mendukung sampai bulan Juni 2025,” kata Syafii.

Dia menyebut kerusakan alat  pendeteksi lokasi kecelakaan transportasi di laut dan  udara membuat pihaknya berpotensi dinonaktifkan dalam keanggotaan Cospas-Sarsat, sistem search and  rescue (SAR) berbasis satelit international.

“Apabila kondisi ini tidak diaktifkan kembali, maka Indonesia akan dinyatakan tidak aktif dalam keanggotaan Cospas-Sarsat,” papar Syafii.

Dengan adanya keterbatasan anggaran itu, Syafii menyebut adanya potensi gangguan terhadap kinerja Basarnas dalam melakukan operasi SAR.

Maka dari itu, Syafii mengaku operasi SAR yang dilakukan pihaknya kerap dinilai kurang cepat. “Saat ini pelaksanaan operasi SAR sering dianggap tidak cepat, tepat, dan tidak terkoordinasi.

Fungsi deteksi dini saat ini sudah mulai  terganggu dan masyarakat sangat membutuhkan layanan publik, khususnya jaminan keselamatan,” jelas Syafii.

I neo

 

Berita Menarik

Sempat Sebut Sutiyoso “Bau Tanah”, Hercules Minta Maaf dan Cium Tangan Sutiyoso

JAKARTA I Pintassatu.com I – Akhirnya Ketua…

30 Robot Meriahkan HUT Bhayangkara Ke 79, Selanjutnya Untuk Layani Masyarakat

JAKARTA, PINTASSATU.com – Ada yang menarik dalam…

Pabrik karet PT. Teluk Luas Terbakar

KOTA PADANG I Pintassatu.Com I – Minggu…

Jenazah Juliana Marins Akhirnya Tiba di Brasil, Dijemput Personil Angkatan Udara Brasil

JAKARTA, PINTASSATU.com – Jenazah Juliana Marins akhirnya…

Basarnas Kendari Evakuasi 352 Orang dari KM Alif Berkah 01 yang Kandas di Perairan Pulau Bokori

KENDARI I Pintassatu.com I – Kepala Kantor Pencarian…

Baca Juga

HUT Bogor Pemkab Gelar Festival Desa Wisata dan Kabogorfest 2025 11-26 Juni 2025

KABUPATEN BOGOR I Pintassatu.com l – Menyambut hari…

Terus Membludak Pemutihan Kendaraan Bermotor di Samsat Cibinong

KABUPATEN BOGOR I Pintassatu.Com I – Bulan pemutihan…

IJTI Bersama Polres Depok Sajikan Menu Masakan Untuk Dhuafa

DEPOK I Pintassatu.com l – Ada yang…

Fenomena Alam: BMKG Bogor Perkirakan Suhu Dingin Berlangsung Hingga Pertengahan Juli

KABUPATEN BOGOR, PINTASSATU.com – Jika ingin menikmati…