ICW Menilai Penyelewengan Keuangan Negara Kian Berpotensi
Headline News
JAKARTA I Pintassatu.Com I — Penilaian ICW…
JAKARTA I Pintassatu.com I – Dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025. Belum lama ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan tentang potensi gempa bumi besar, dengan skala 8,5 Magnitudo yang mengintai wilayah Nusa Tenggara Barat.
Kenapa hal ini disampaikan karena kondisi geologi NTB yang berada di zona pertemuan dua lempeng tektonik aktif, sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan risiko bencana gempa bumi besar di masa mendatang.
Sementata menurut Departemen Teknik Geologi Undip, Pulau Lombok berada di zona pertemuan dua lempeng tektonik aktif, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, yang merupakan zona subduksi.
Selain itu, Lombok juga dipengaruhi oleh Sesar Naik Busur Belakang Flores (Sesar Naik Flores) di utara dan Palung Jawa di selatan.
Sesar naik busur belakang Flores (Flores Back Arc Thrust) adalah sesar bumi yang paling sering memicu gempa di Lombok dan sekitarnya.
Sesar ini merupakan patahan naik aktif yang memanjang dari Laut Utara Flores hingga Laut Utara Lombok. Selain itu, ada juga Sesar Lombok Utara (Lombok back arc thrusting) yang juga menjadi penyebab gempa di wilayah tersebut.
Kepala BNPB, Suharyanto menyampaikan tentang NTB yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah dan kekayaan budaya yang luar biasa. Namun, wilayah ini juga menyimpan risiko bencana yang cukup tinggi
“NTB memiliki potensi sumber daya melimopah dan kaya raya, dan juga potensi bencana masih ada,” ungkapnya
Mengenang peristiwa gempa besar pada tahun 2018, lanjut Suharyanto, lebih dari 500 orang meninggal dunia dan lebih dari 400.000 rumah masyarakat mengalami kerusakan.
Butuh waktu tiga tahun untuk membangun kembali kerusakan yang terjadi pada saat terjadinya gempa tahun 2018
“Mungkin sekarang, setelah tujuh tahun, tidak terlihat lagi bekas-bekas gempa 2018. Namun, potensi bencana serupa tetap ada,” jelasnya
Berdasarkan data dari para ahli BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) terdapat potensi gempa dengan kekuatan 8,5 skala richter di wilayah NTB
“Kalau melihat lokasinya, NTB di sebelah utara berbatasan dengan lempeng aktif, dan di bawahnya terdapat lempeng, dan lempeng ini yang berbahaya,” ungkapnya
Kepala BNPB menekankan bahwa ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, bukan untuk menakut-nakuti masyarakat.
“Ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi berdasarkan data ilmiah yang ada. Kita tidak tahu kapan akan terjadi, tetapi kita harus selalu siap siaga,” tegasnya.
BNPB mengimbau kepada seluruh masyarakat NTB untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan mendukung upaya mitigasi yang telah dirancang oleh pemerintah daerah maupun pusat.
Peringatan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan harus menjadi budaya di wilayah rawan bencana seperti NTB. Dengan memperkuat sistem peringatan dini, meningkatkan kapasitas masyarakat, dan membangun infrastruktur yang tangguh, diharapkan dampak bencana dapat ditekan seminimal mungkin. II PS.Own.00125
Posted in Indeks Berita, Jabodetabek
JAKARTA I Pintassatu.Com I — Penilaian ICW…
BANDA ACEH I Pintssatu.Com I – Ratusan…
JAKARTA, PINTASSATU.com – Pusat Vulkanlogi dan Mitigasi…
JAKARTA I Pintassatu.com I – Akhirnya Ketua…
JAKARTA I Pintassatu.com I – Pihak Direktiorat…
KABUPATEN BOGOR I Pintassatu.Com I – Prilaku calon…
JAKARTA I Pintassatu.com I – Sepanjang Januari…
JAKARTA, PINTASSATU.com – Penyidik Direktorat Reserse Cyber,…