WhatsApp Image 2025-05-03 at 14.42.22_13911e40

Manuskrip Aceh Bersinar di Pameran Islam Dunia di Malaysia

Admin | May 9, 2025

Screenshot 2025-05-09 155411

Kuala Lumpur I Pintassatu.Com I – Warisan intelektual dan  budaya Aceh kembali mengharumkan nama di panggung internasional.

Sejumlah manuskrip asli peninggalan Kesultanan Aceh Darussalam tampil memukau dalam pameran bergengsi bertajuk “Kejayaan Peradaban Islam Dunia Melayu dan  Dunia Islam” yang digelar oleh Islamic Arts Museum Malaysia (IAMM) sepanjang Mei hingga Juni 2025.

Kolektor manuskrip Aceh, Tarmizi  A. Hamid—yang akrab disapa Cek Midi—mengaku haru dan bangga melihat nama Aceh terpampang jelas di galeri utama pameran tersebut.

“ Begitu masuk pintu galeri manuskrip, dengan mudah kita temukan nama Aceh, lengkap dengan manuskrip-manuskrip asli yang mencerminkan kehebatan peradaban indatu kita,” ujarnya.

Tarmizi  turut didampingi ilmuwan Aceh, Tgk. Fathurrahman, dan  mahasiswa Universiti Utara Malaysia (UUM), Hasan Basri M. Nur, Ph.D.

Salah satu koleksi utama yang menarik perhatian adalah Tajus Salatin, kitab klasik asal Aceh yang dikenal luas sebagai ensiklopedia tata negara dalam tradisi Islam-Melayu. Kitab ini memuat pemikiran mendalam tentang politik, etika kepemimpinan, dan  struktur sosial dalam sistem pemerintahan Islam pada masa kejayaan Aceh.

Selain manuskrip, pameran ini juga  menampilkan puluhan mushaf Al-Qur ’an kuno  dari  Aceh yang dihiasi iluminasi khas: dominasi warna emas, biru tua, dan  merah marun, serta ragam hias flora simetris yang anggun. Gaya  khas ini telah lama  dikenal dalam filologi sebagai ciri kuat mushaf- mushaf Nusantara dari  Aceh, menandakan adanya pusat penyalinan Al-Qur ’an yang sangat maju pada masanya.

“Keindahan dan  kekayaan intelektual mushaf-mushaf ini diakui  oleh para ilmuwan filologi dunia. Ini menjadi bukti  bahwa Aceh pernah menjadi mercusuar ilmu dan  seni Islam di Asia Tenggara,” tambah Tarmizi.

Dalam  kunjungannya ke Malaysia dan  Thailand, Tarmizi  juga  menjajaki kerja sama dengan pengelola museum Islam di kedua negara untuk menjalin sinergi dengan Museum Manuskrip Aceh (Rumoh Manuskrip Aceh) yang ia kelola di Banda Aceh.

Ia turut mengajak Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Muzakir Manaf–Fadhlullah agar mendukung pelestarian warisan ini melalui dunia pendidikan. “Sudah saatnya sejarah kejayaan Aceh dimasukkan kembali sebagai materi pelajaran resmi di tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi,” ujarnya.

Di tengah derasnya arus globalisasi, kemegahan warisan Aceh yang kini dikagumi dunia menjadi penanda bahwa jati diri budaya dan intelektual kita masih hidup—menunggu untuk dibangkitkan kembali oleh generasi penerus. I  PS.W. 005725

 

Berita Menarik

Minyak Nilam Aceh Tembus Pasar Eropa, JAPNAS: Ini Tonggak Sejarah Baru

BANDA ACEH – Minyak  nilam asal Aceh…

Sempat Sebut Sutiyoso “Bau Tanah”, Hercules Minta Maaf dan Cium Tangan Sutiyoso

JAKARTA I Pintassatu.com I – Akhirnya Ketua…

Minta Pembentukan PPS Dipercepat KP4S Aksi Demonstari di Pelabuhan Tano

SUMBAWA BARAT I Pintassatu.Com I — Mulai…

Basarnas Kendari Evakuasi 352 Orang dari KM Alif Berkah 01 yang Kandas di Perairan Pulau Bokori

KENDARI I Pintassatu.com I – Kepala Kantor Pencarian…

Baca Juga

Surya Paloh Resmi Tunjuk Mori Hanafi Pimpin Nasdem NTB

JAKARTA I Pintassatu.com I H. Mori Hanafi,…

Hukum  Menyembelih Hewan Kurban dengan Mesin Pemotong Modern

BOGOR KOTA I Pintassatu.con l — Senin…

Polres Depok Amankan 2 Pucuk Senjata Api dari Operasi Berantas Jaya 2025

KOTA DEPOK I Pintassatu.com I Satreskrim Polres…

Kemacetan Parah, 2 Jam Dari JCC ke PMJ Buntut Kunjungan Presiden Prancis

JAKARTA I Pintassatu.com I – Kemacetan parah…

Kejagung Sita Rp 11,8 Triliun Uang Kasus Korupsi Ekspor CPO Wilmar

JAKARTA, PINTASSATU.com I – Kejaksaan Agung (Kejagung)…