WhatsApp Image 2025-05-03 at 14.42.22_13911e40

C A H A Y A I L A H I (Perspektif Islam, Kristiani & Hindu)

Admin | May 19, 2025

Screenshot 2025-05-19 140107

Original by : Mohammad S. Gawi

Banyak pengalaman rohani diawali dengan pengembaraan jiwa. Imam Al-Ghazali mencoba menatap cahaya Ilahi dengan lebih dahulu mengosongkan hati dari debu-debu duniawi.

Dalam bukunya “Ihya Alumuddin” Al-Ghazali dilukiskan sbg musyafir padang pasir yg baru menemukan dunia yg paradoksal. Cakrawala menjadi batas pandang, dan suara jengkrik menjadi pengiring dirinya bertafaqqur kepada Ilahi.

Mistik Kristiani menyebutnya dgn istilah ‘via purgativa’. Setelah masa pemurnian jiwa, si pencari mencapai via illuminativa–tempat ia diberkati cinta dan kearifan.

Via Illuminativa adalah konsep dalam spiritualitas Kristen yang merujuk pada jalan atau proses pencerahan spiritual. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, “via” berarti jalan atau cara, dan “illuminativa” berarti pencerahan.

Konsep ini dikembangkan oleh para Bapa Gereja dan mistikus Kristen, seperti St. Yohanes dari Salib dan St. Teresa dari Avila. Mereka menjelaskan tiga tahap spiritual:

1) Via Purgativa (Jalan Pembersihan): Proses membersihkan diri dari dosa dan kelemahan moral. 2) Via Illuminativa (Jalan Pencerahan): Proses memperoleh pengetahuan spiritual dan pengenalan akan Tuhan. 3) Via Unitiva (Jalan Penyatuan): Proses penyatuan dengan Tuhan melalui cinta dan kesatuan.

Dalam buku “Rahasia Wajah Suci Ilahi”, Annemarie Schimmel menggambarkan perjalanan bathin itu sebagai upaya membasuh cermin jiwa sampai mengkilat, agar dengan terang menatap cahaya Ilahi. Kerinduan akan Yang Maha Besar bisa tumbuh ketika seseorang mendengarkan riak danau dan percikan air akibat gerakan ikan-ikan bermain lumut.

Nalar manusia yg bersanding dgn kalbu yg bening–setelah dibasuh air spiritual, mampu menangkap harmoni alam dan mengerti music langit yg disenandungkan planet-planet ketika mengitari matahari. Sebaliknya bumi; yg sudah amat tua, mulai lelah melaksanakan tugasnya.

Dlm kelelahan, bumi senantisa melantunkan nada tak beraturan bagai merintih dengan suaranya yg fals akibat memikul beban yg sdh hampir melampaui kapasitasnya. Dia sdh teramat sarat dengan laku bejat para penguasa dholim yg senantiasa menghalalkan cara, politisi karbitan berwajah badak, yg menyimpan nilai2 kejujuran di balik ego dan gengsinya. Di bagian dunia yg lain, tampak para pemburu nikmat; berpestapora dengan narkoba, alkohol dan ragam tingkah para pelacur yg meliuk-liuk di meja judi.

Kecuali Islam dan Kristiani yg memancarkan mutiara spiritual utk mengawal laku manusia, agama Hindu pun menggetarkan kalbu umatnya dgn risalah keperkasaan Tuhan. Dalam mantra Rigveda V.81.2 sebagaimana dikutip I Made Titib dlm buku “Ilmu, Etika dan Agama”, memberikan sebuah pencerahan; Tuhan yg memancarkan cahayaNya, dlm berbagai wujud, dan yg selalu menganugerahi kebajikan kpd ciptaanNya. CahayaNya menerangi jagad raya, surga dan di luar fajar.

Maka, manusia mesti menghadirkan ruang sunyi utk refleksi dan introspeksi. Nyepi adalah cara umat Hindu membasuh jiwa dengan tiga pantangan, utk menuju kepada penemuan jati diri.

Marilah!!!

KITA BERIKAN SEDIKIT RUANG KEPADA “SUNYI” UNTUK MENANGKAP CAHAYA ILAHI BIAR HATI TAK JADI BANGKAI ***

 

Posted in

Berita Menarik

Pabrik karet PT. Teluk Luas Terbakar

KOTA PADANG I Pintassatu.Com I – Minggu…

Gubernur Babel Melepas 370 Jamaah Haji 2025, di Terminal VIP Bandara Depati Amir

PANGKAL PINANG I Pintassatu.com | – Gubernur…

Basarnas Kendari Evakuasi 352 Orang dari KM Alif Berkah 01 yang Kandas di Perairan Pulau Bokori

KENDARI I Pintassatu.com I – Kepala Kantor Pencarian…

Warga Serahkan Dua Senjata Api Rakitan ke Polres Langsa

LANGSA I Pintassatu.Com I  – Aksi mengejutkan…

Baca Juga