WhatsApp Image 2025-05-03 at 14.42.22_13911e40

Mengelola Perbedaan

Admin | May 5, 2025

_____________ A B A D I_______________Dimana hati yang mengakomodasi Untuk Penulis menuangkan imaji Disitulah dia bertahta abadi

Oleh: Mohammad S. Gawi

Perbedaan adalah keniscayaan. Semesta yang terhampar dan  manusia yang menyebar di atasnya, memperlihatkan secara nyata akan perbedaan-perbedaan itu. Bergantinya siang dan malam, siklus musim panas dan  dingin, adanya gelap dan  terang, pria  dan  wanita, kaya  dan miskin adalah bukti  akan keniscayaan itu.

Untuk itu, perbedaan wajib diterima sebagai realitas alam. Kebutuhan manusia akan kesamaan, sebenarnya tidak untuk melawan hukum perbedaan. Kebutuhan itu, justru membuktikan bahwa perbedaan sesungguhnya datang langsung dari  sang Pengatur Jagad. Dan,  demi  menciptakan tatanan dunia yang harmoni, perbedaan itu tidak untuk dipertentangkan tetapi dijadikan sebuah keindahan. Perbedaanlah yang membuat simphoni menjadi syahdu dan  pelangi menjadi indah karena bersanding berbagai nada dan  warna.

Aristoteles, dan  filsafat Yunani  paling termasyhur (383-322 SM) harus menjalani kontemplasi di tepi sungai hanya untuk memahami mengapa jagad raya  ini disusun dengan perbedaan- perbedaan itu. Hasil olah  pikir dan  olah  rasa selama kurang lebih 23hari, dia kemudian menghadirkan sebuah konsep yang namanya ‘keadilan’. Hingga kini menjadi salah satu objek kajian  berbagai ilmu, termasuk ilmu hukum dan  politik.

Seorang pemimpin akan dicintai rakyatnya jika berlaku adil, penegak hukum akan kokoh otoritasnya jika produk putusan dan  tindakannya adil, rakyat tenang karena sumber-sumber kehidupan terdistribusi secara adil dan  proporsional. Bahkan tumbuh-tumbuhan akan subur bila zat hara dan  sinar mentari teraliri secara adil ke pucuk, daun dan  ranting-rantingnya. Rumusannya: Perbedaan menuntut keadilan. Keadilan menghadirkan harmoni.

Ignas Kleden, sosiolog dan  filsuf kelahiran Flores, NTT yang jenius itu menyodorkan sebuah konsep ekstrem ketika menyampaikan pidato kebudayaan di Gedung TIM tahun 2001 lalu. Kata dia,  adanya upaya memaksakan kehendak agar menjadi sama adalah kekerasan terhadap perbedaan. Kleden membangun resensing itu dari  prinsip yang sama yakni  bahwa perbedaan adalah keniscayaan alam.

Dengan konsep pemikiran kedua filsuf berbeda zaman ini, kita mencoba memahami mengapa di bumi  ini masih ada bahkan terus berlangsung konflik  berbasis SARA, terutama konflik  dengan latar agama. Jawabannya: karena masih banyak orang yang berusaha mencapai kesamaan dengan melawan hukum perbedaan.

Konflik SARA di Indonesia, parang Suni-Syiah di Timur Tengah, ketegangan di semenanjung Korea, dan  bara konflik  di perbatasan India-Pakistan, antara lain adalah contohnya. Mereka memaksanakan tafsir agama dan   keunggulan ideogi masing-masing untuk diterima secara bersama. Bagi Indonesia, gesekan itulah, yang oleh Sosiolog Nasikun disebut sebagai racun dalam membangun bangsa pluralis.

Oleh  karena itu, membangun bangsa yang pluralis, mesti dengan menjadikan konstruksi sosiologi dan  psikologi masyarakat sebagai input. Sebab kehancuran suatu bangsa tidak karena runtuhnya bangunan bertingkat, ambruknya jembatan dan  jalan  tol, serta rusaknya irigasi.

Ambruknya Rusia, pecahnya Korea dan  India serta teracak-acaknya Timur Tengah adalah bukti bahwa perbedaan agama dan  ideologi terbukti menghancurkan tatanan negara, jika tidak dikelola dgn  baik.  Mereka tidak sadar bahwa memang perbedaan itu adalah keniscayaan dan mengingkarinya adalah melawan hukum.

Dan,  untuk merawat kebersamaan dan  memulihkan ketegangan akibat perbedaan, membutuhkan analisis psikososial yang cermat dan  profesional. Pemerintahan Jokowi mesti membutuhkan pakar sosiologi dan  ahli psikologi massa yang mumpuni untuk mengelola negeri pluralis seperti Indonesia.

Dengan begitu, hetrogenitas yang kita miliki bagai shimponi dan  bentang pelangi yang memantulkan keindahan karena bersandingnya berbagai nada dan warna.

 

Posted in

Berita Menarik

Kejaksaan Agung Tangkap Bos Sritex

JAKARTA I Pintassatu.Com I Kamis, 22 Mei…

Basarnas Kendari Evakuasi 352 Orang dari KM Alif Berkah 01 yang Kandas di Perairan Pulau Bokori

KENDARI I Pintassatu.com I – Kepala Kantor Pencarian…

ICW Menilai Penyelewengan Keuangan Negara Kian Berpotensi

JAKARTA I Pintassatu.Com I — Penilaian ICW…

Minta Pembentukan PPS Dipercepat KP4S Aksi Demonstari di Pelabuhan Tano

SUMBAWA BARAT I Pintassatu.Com I — Mulai…

Baca Juga

SELASA 3 JUNI 2025 Hari Jadi Bogor ke 543

KOTA BOGOR I Pintassatu.com  I Kota Bogor…

Bandar Sabu dan Ganja di Vonis 11 Tahun Penjara di PN Depok

DEPOK, PINTASSATU.com I – Bandar sabu dan…

Praktik Percaloan di Satpas SIM Bekasi Kota Kembali Marak

BEKASI I Pintassatu.com l – Beberapa pemohon SIM…

Hari ini, di PN Jakpus Hasto Kritiyanto Diperiksa Sebagai Terdakwa Kasus Harun Masiku

JAKARTA, PINTASSATU.com – Pengadilan Tipikor  pada Pengadilan…