By: Mohammad S. Gawi
Kemajuan ilmu kedokteran dan ilmu hitung yang diantarkan ilmuan Islam pada abad pertengahan, telah menimpa matahari Hellenisme hingga pudar cahayanya.
Ilmuan Islam yang telah mengisi khasanah filsafat, kimia, fisika dan astronomi bagai cahaya bulan yang menerangi kegelapan Eropa dan sempat mengantarkan benua biru itu ke gerbang Renaisance.
“Maka, pantas kita menyatakan Islam harus tetap bersama kita membangun peradaban dunia” kata Dr. Max Mayerhof, seorang ilmuan Kristien dalam sebuah forum ilmiah di Prancis akhir tahun 1899.
Pengakuan yang sama dilontarkan Stephen Briffault dalam “The making of Humanity, (London, 1982:190).
Kata Stephen, pengaruh kebudayaan Islam terhadap pertumbuhan Eropa dapat dilacak dari berbagai aspek.
Ilmu pengetahuan dan semangat ilmiah termasuk yang paling nyata dan penting. Pengakuan kedua pakar itu menggambarkan fandase toleransi antarumat beragama yang sempat menguat sebelum terkooptasi oleh ambisi politik saling menguasai.
Bahwa kini saatnya, umat Islam Indonesia hendaknya kembali kepada teladan Rasulullah sebagai uswatun hasanah (contoh yang baik).
Keteladaan Rasulullah mengembangkan relasi dagang dengan mitra bisnis dari berbagai etnis dan agama, mengirim pengikutnya yang tertindas oleh kaum atheis di Mekkah untuk berlindung di tangan Najasyi, Raja Kristen Habsyi, hubungan baik Nabi Muhammad dengan Almuqauqis, patriak Alexandaria penguasa Kristen, serta perlindungan terhadap semua warga dengan berbagai latar etnis dan agama dalam negeri damai bernama Madinah al Munawwarah, merupakan aktualisasi misi terpenting Rasulullah.
Seperti diserukan dalam Al-Qur ’an;..dan Kami (Allah) tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS. 21:107).
Misi nabi Muhammad untuk mengantarkan Risalah (Islam) menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana diwahyukan Allah kepadaNya, sempat dinikmati secara lebih riil oleh warga dunia pada abad pertengahan (750-1758 M).
Dalam rentang waktu 508 tahun itu, Islam mengisi peradaban dunia dengan menampilkan wajahnya yang humanis; pembimbing moral dan pemandu kemajuan ilmu pengetahuan.
Kala itu, Eropa dan belahan dunia lainnya dilanda kegelapan. Pemikiran para filsuf dan ahli ilmu pengetahuan yang berkembang di bumi Yunani (era Hellenis/300 SM-100M), belum bisa dinikmati umat manusia karena terjadi benturan nilai. Pada saat itulah sinar Islam memancarkan kemajuan ilmu pengetahuan dari dan ke segala arah.
Tahun 865 M, dunia digemparkan oleh temuan Al-Khawarismi, tentang angka nol (0) dan system decimal pada saat ilmuan eksakta kesulitan menyusun system nomerik dan berbagai teori/rumus eksakta.
Kitabnya “Hisabaljabarwal Muqabalah” (The Mathematic of Integration and Equation), diterjemahkan berulang kali dalam bahasa Inggris, Jerman, Prancis, dan Yunani.
Ahli matematika lain adalah Al Hazen (965 M). Dia menemukan Optics dan menulis buku tentang temuannya, yang kemudian menjadi pedoman sarjana-sarjana Eropa, diantaanya Roger Bacon dan Johan Kepler.
Sezaman dengan Hazen ada Abul Wafa (940-998 M) yang mencipkan rumus Sinus, Tangens, Cotangens, Secans dan Cosecans. Disusul Omar al-Khayyam, Tsabit bin Qurro, Al-Farghoni, Banu Musa, Alzarkali, Nasiruddin Tusi dan lain-lain.
Di bidang kedokteran ada Ibnu Sina (980-1037), yang dalam pustaka Eropa disebut Aveccena. Buku Ibnu Sina paling termashur adalah “Al-Qonun fit Thib” (Canon of Madicine).Ada lagi Ibnu Rusd (Avenroes/1198 M). Buku kedokterannya “Kulliyat fit Thib” (General Rulles of Medicine) diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris dan Latin.
Di bidang filsafat, ada Al-Kindi (801 – 873 M),Al-Ghozali ( 1058 – 1109 M ), Al-Farabi (Al Farabius, 950 M), Ibnu Maskawaih ( 1030 M ), Ibnu Al-Haitam ( Al Hazen 1039 M ), Ibnu Bajah ( Avenpace 1138 M ).
Mereka terbukti melakukan pencerahan kepada khasanah ilmu dan menjadi rujukan dunia (MM Syarif dalam “ A History of Muslim Philosophy, book two, Cahpter LXVIII, Influence of muslim thought on the west, Wiesbaden 1966, hal 1349).
Era cemerlang itu terus berlangsung hingga datangnya zaman Renaisan (1260 M) yang ditandai dengan kebangkitan iptek di segala bidang. Temuan Dante Alighiere (1265-1321 M), Lorenzo Valla (1405-1457M), dan ilmuan lainnya menandai era ini.
Di belahan lain Eropa, muncul revolusi industri (1750-1850 M) yang membawa kemajuan di bidang teknologi pertanian, manufactur, pertambangan, transportasi, asronomi dan lain-lain. Jasa para ilmuan dari empat zaman—era Hellenic, keemasan Islam, Renaisanc, Revolusi Industri, menjadi bukti bahwa ilmuan Islam bersama ilmuan berbeda kultur, etnis dan agama, telah menjadi rahmat bagi semesta dan mengantarkan manusia ke derajat hidup yang lebih maju.
Inilah legasi ilmuan Islam dalam jagad Ilmu Pengetahuan dan mengharumkan peradaban dunia.
Posted in Indeks Berita, Opini
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Rabu 7 Mei…
SUMBAWA BARAT I Pintassatu.Com I — Mulai…
LANGSA I Pintassatu.Com I – Aksi mengejutkan…
BOGOR KOTA I Pintassatu.com I Kebutuhan masyarakat…
KABUPATEN BOGOR, PINTASSATU.com – Rekayasa Lalu Lintas…
JAKARTA, PINTASSATU.com – Pengadilan Tipikor pada Pengadilan…
BOGOR KOTA I Pintassatu.com l – Rawan…
JAKARTA I Pintassatu.com I – Mantan pengacara…