WhatsApp Image 2025-05-03 at 14.42.22_13911e40

Pengabdian vs. Keuntungan dalam Koperasi: Sebuah Keseimbangan yang Dinamis

Admin | May 31, 2025

kawdjwa

Oleh  : Nakman S.Pd (Sekertaris Umum HNSI Sulawesi Tenggara)

Koperasi, sebagai entitas ekonomi berbasis kemitraan dan  prinsip gotong royong, seringkali dihadapkan pada dilema: mengutamakan pengabdian pada anggota atau mengejar keuntungan maksimal?

Pandangan yang sempit hanya akan melihat kedua hal ini sebagai pertentangan yang tak terelakkan.  Namun, pandangan yang lebih luas akan menunjukkan bahwa pengabdian dan keuntungan bukanlah dua  entitas yang berseberangan, melainkan dua  sisi mata uang yang saling melengkapi dan  mendukung satu sama lain.

Pengabdian pada anggota koperasi merupakan landasan utama keberhasilannya.  Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari  pelayanan yang prima, transparansi pengelolaan keuangan, hingga pemenuhan kebutuhan anggota secara adil dan  merata.

Koperasi yang benar-benar mengabdi pada anggotanya akan membangun kepercayaan dan loyalitas yang kuat, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi itu sendiri.

Anggota yang merasa dihargai dan  dilayani dengan baik  akan lebih aktif  berpartisipasi, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pengembangan usaha koperasi.

Namun, pengabdian semata tanpa memperhatikan aspek keuntungan akan berujung pada stagnasi dan bahkan kegagalan.

Koperasi juga  perlu memiliki daya  saing dan  mampu menghasilkan keuntungan yang cukup untuk membiayai operasional, mengembangkan usaha, dan memberikan SHU (Sisa Hasil Usaha) kepada anggota. Keuntungan yang diperoleh bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi pengurus, melainkan untuk kesejahteraan bersama seluruh anggota.

Keuntungan yang berkelanjutan akan memastikan keberlangsungan koperasi dan  kemampuannya untuk terus memberikan manfaat bagi  anggotanya.

Oleh karena itu, kunci keberhasilan koperasi terletak pada kemampuannya menyeimbangkan antara pengabdian pada anggota dan  pencapaian keuntungan.

Bukan tentang memilih  salah satu, melainkan tentang bagaimana kedua hal tersebut dapat berjalan beriringan dan  saling memperkuat.

Pengurus koperasi harus memiliki visi yang jelas dan strategi yang terukur untuk mencapai keseimbangan ini.  Transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi anggota menjadi kunci dalam mewujudkan keseimbangan yang dinamis tersebut.

Di Kendari, Sulawesi Tenggara, contoh koperasi yang sukses menyeimbangkan pengabdian dan keuntungan dapat menjadi inspirasi bagi  koperasi lainnya.

Studi kasus tentang koperasi-koperasi sukses di daerah ini dapat memberikan pembelajaran berharga tentang strategi dan  praktik terbaik yang dapat diadopsi.

Dengan demikian, koperasi di Indonesia, khususnya di Kendari, dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi  kesejahteraan masyarakat.

 

Posted in

Berita Menarik

Kejaksaan Agung Tangkap Bos Sritex

JAKARTA I Pintassatu.Com I Kamis, 22 Mei…

Bank DKI dan BJB Beri Kredit untuk Sritex meski Tak Penuhi Syarat

JAKARTA I Pintassatu.Com I  – Kejaksaan Agung…

Pabrik karet PT. Teluk Luas Terbakar

KOTA PADANG I Pintassatu.Com I – Minggu…

Surat Terbuka Muzakir Manaf Kepada Presiden Prabowo Subianto

ACEH, PINTASSATU.com ⸻⸻ “Pulau Kami, Harga Diri…

Tokoh Pemuda Dompu Tolak PPS

JAKARTA I Pintassatu.Com I – Tokoh pemuda…

Baca Juga

Problem Sampah Kota Depok Harus di Mutasi

DEPOK I Pintassatu. com I – Problema…

Gelar Rapat Pleno, DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung Tegaskan Tetap Jaga Soliditas Organisasi

BANDUNG, PINTASSATU,com – Pengurus DPD Partai Golkar…

Budi Daya Ikan Lele di Polres Depok Bagian dari Program Ketahanan Pangan

KOTA DEPOK I Pintassatu.com l – Kapolres…