Oleh : Nakman S.Pd (Sekertaris Umum HNSI Sulawesi Tenggara)
Koperasi, sebagai entitas ekonomi berbasis kemitraan dan prinsip gotong royong, seringkali dihadapkan pada dilema: mengutamakan pengabdian pada anggota atau mengejar keuntungan maksimal?
Pandangan yang sempit hanya akan melihat kedua hal ini sebagai pertentangan yang tak terelakkan. Namun, pandangan yang lebih luas akan menunjukkan bahwa pengabdian dan keuntungan bukanlah dua entitas yang berseberangan, melainkan dua sisi mata uang yang saling melengkapi dan mendukung satu sama lain.
Pengabdian pada anggota koperasi merupakan landasan utama keberhasilannya. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pelayanan yang prima, transparansi pengelolaan keuangan, hingga pemenuhan kebutuhan anggota secara adil dan merata.
Koperasi yang benar-benar mengabdi pada anggotanya akan membangun kepercayaan dan loyalitas yang kuat, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi itu sendiri.
Anggota yang merasa dihargai dan dilayani dengan baik akan lebih aktif berpartisipasi, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pengembangan usaha koperasi.
Namun, pengabdian semata tanpa memperhatikan aspek keuntungan akan berujung pada stagnasi dan bahkan kegagalan.
Koperasi juga perlu memiliki daya saing dan mampu menghasilkan keuntungan yang cukup untuk membiayai operasional, mengembangkan usaha, dan memberikan SHU (Sisa Hasil Usaha) kepada anggota. Keuntungan yang diperoleh bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi pengurus, melainkan untuk kesejahteraan bersama seluruh anggota.
Keuntungan yang berkelanjutan akan memastikan keberlangsungan koperasi dan kemampuannya untuk terus memberikan manfaat bagi anggotanya.
Oleh karena itu, kunci keberhasilan koperasi terletak pada kemampuannya menyeimbangkan antara pengabdian pada anggota dan pencapaian keuntungan.
Bukan tentang memilih salah satu, melainkan tentang bagaimana kedua hal tersebut dapat berjalan beriringan dan saling memperkuat.
Pengurus koperasi harus memiliki visi yang jelas dan strategi yang terukur untuk mencapai keseimbangan ini. Transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi anggota menjadi kunci dalam mewujudkan keseimbangan yang dinamis tersebut.
Di Kendari, Sulawesi Tenggara, contoh koperasi yang sukses menyeimbangkan pengabdian dan keuntungan dapat menjadi inspirasi bagi koperasi lainnya.
Studi kasus tentang koperasi-koperasi sukses di daerah ini dapat memberikan pembelajaran berharga tentang strategi dan praktik terbaik yang dapat diadopsi.
Dengan demikian, koperasi di Indonesia, khususnya di Kendari, dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Posted in Opini
JAKARTA I Pintassatu.Com I – Kejaksaan Agung…
ACEH, PINTASSATU.com ⸻⸻ “Pulau Kami, Harga Diri…
JAKARTA I Pintassatu.com I – Kepala Sekretariat…
JABAR I Pintassatu.com I – Bripda Syahrul…
BANDUNG, PINTASSATU,com – Pengurus DPD Partai Golkar…
KOTA DEPOK I Pintassatu.com l – Kapolres…